Kamis, 01 September 2016

SKRINING / PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN ANAK MENGGUNAKAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)



               
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ANAK (BAGIAN 2)


Pemantauan  pertumbuhan  memerlukan  standar  yang  tepat  yang untuk mendeteksi  dini  adanya  gangguan  pertumbuhan,  memantau  status  gizi  serta  dapat meningkatkan  gizi  anak,  menilai  dampak  kegiatan  intervensi  medis  dan  nutrisi,  serta deteksi dini penyakit yang mendasari gangguan pertumbuhan. Selain pengukuran dasar anak, pemantauan pertumbuhan anak dapat dilakukan dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).
Tujuan skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Jadwal skrining / pemeriksaan KPSP adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta  ibu  datang  kembali  pada  umur  skrining  yang  terdekat  untuk  pemeriksaan  rutin.
Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta datang  kembali untuk skrining pada umur 9 bulan.
Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya  mempunyai masalah tumbuh kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda.

Instrument penilaian
·        Formulir  KPSP  menurut  umur,  berisi  9-10  pertanyaan  tentang  kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.
·        KPSP dipergunakan untuk anak laki-laki maupun perempuan.
·        Alat  Bantu  pemeriksaan  berupa  :  pensil,  kertas,  bola  sebesar  bola  tennis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5  cm sebanyak 6  buah, kismis, kacang tanah, potongan biscuit kecil berukuran 0,5-1  cm.

Cara menggunakan KPSP
1.      Pada waktu pemeriksaan / skrining, anak harus dibawa.
2.      Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir. Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh : bayi umur 3 bulan  16  hari,  dibulatkan  menjadi  4  bulan.  Bila  umur  bayi  3  bulan  15  hari dibulatkan menjadi 3 bulan.
3.      Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
4.      KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu:
·        Pertanyaan  yang dijawab oleh  ibu/pengasuh anak, contoh: “Dapatkah bayi makan kue sendiri?”
·        Perintahkan  kepada  ibu/pengasuh  anak  atau  petugas  untuk  melaksanakan  tugas yang  tertulis pada  KPSP.  Contoh:  “Pada posisi bayi  anda  telentang, tariklah  bayi anda pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk.”
5.      Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.
6.      Tanyakan  pertanyaan  tersebut  secara  berurutan,  satu  persatu.  Setiap  pertanyaan hanya ada 1  jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir.
7.      Ajukan  pertanyaan  yang  berikutnya  setelah  ibu/pengasuh  anak  menjawab pertanyaan.
8.      Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

Interpretasi hasil KPSP :
Hitunglah berapa jawaban Ya.
-         Jawaban Ya   : Bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang  melakukannya.
-         Jawaban  Tidak  :  Bila ibu/pengasuh anak menjawab:  anak belum pernah melakukan  atau  tidak  pernah  atau  ibu/pengasuh anak tidak tahu.
Jumlah jawaban Ya
·        9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S)
·        7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
·        6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
 Untuk  jawaban  “Tidak”,  perlu  dirinci  jumlah  jawaban  tidak  menurut  jenis keterlambatan  (gerak  kasar,  gerak  halus,  bicara  dan  bahasa,  sosialisasi  dan kemandirian).
Add caption





















** semoga bermanfaat **

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ANAK



Pemantauan  pertumbuhan  memerlukan  standar  yang  tepat  yang  bertujuan  untuk mendeteksi  dini  adanya  gangguan  pertumbuhan,  memantau  status  gizi  serta  dapat meningkatkan  gizi  anak,  menilai  dampak  kegiatan  intervensi  medis  dan  nutrisi,  serta deteksi dini penyakit yang mendasari gangguan pertumbuhan.
Skrining menggunakan KPSP bertujuan untuk dapat mendeteksi dini setiap gangguan yang  mungkin  terjadi  pada  setiap  tahapan  perkembangan  anak,  untuk  selanjutnya  dapat  diintervensi.

Alat-alat
1.      Perlengkapan  pengukuran  dasar (antropometri) anak:
a.       Timbangan  berat  badan  yang  sudah ditera
·        Untuk anak <2 tahun: timbangan pediatrik dengan alas tidur (pediatric scale with pan).
·        Untuk anak >2 tahun: beam balance scale.
·        UNISCALE (timbangan  elektronik  untuk  menimbang  ibu  dan  anak  sekaligus)
Timbangan berat badan  yang direkomendasikan adalah:
·        Solidity built dan durable
·        Elektronik (digital)
·        Dapat mengukur berat sampai 150 kg
·        Mengukur sampai ketelitian 0,1 kg (100g)
·        Penimbangan berat badan dengan cara ditera
b.      papan pengukur panjang /tinggi badan
c.       pita pengukur lingkar kepala
d.      pita pengukur lengan kiri atas.
2.      Grafik standar pertumbuhan anak
3.      Kuesioner  Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Untuk kali ini yang dibahas adalah pengukuran dasar (antropometri) anak:
Mengukur Pertumbuhan Anak
1.      Anak dalam kondisi tidak berpakaian atau berpakaian minimal
2.      Mulai dari catatan pertumbuhan (growth record) anak,
3.      Tentukan umur anak pada saat pengukuran
4.      Kenali tanda-tanda klinis marasmus dan kwashiorkor
5.      Ukur dan catat berat badan anak
6.      Ukur dan catat panjang badan atau tinggi badan
7.      Ukur dan catat lingkar kepala anak
8.      Ukur dan catat lingkar lengan kiri atas anak
9.      Tentukan BMI dengan menggunakan tabel atau kalkulator


Tanda-tanda marasmus dan kwashiorkor
Tanda-tanda  klinis  marasmus  dan  kwashiorkor  perlu  diketahui  karena  perlu  penanganan  khusus segera yang meliputi pemberian asupan khusus, pemantauan ketat, antibiotika, dll. Anak dengan kondisi seperti ini sebaiknya segera dirujuk. 

Pengukuran Berat Badan
Mengukur berat badan anak usia di bawah 2 tahun
·        Penimbangan dapat dilakukan dengan timbangan pediatrik. Pada penimbangan dengan  menggunakan  alat  ini,  harus  dipastikan  anak  ditempatkan  di  alas  baring sehingga  berat  badan  terdistribusi  secara  merata.  Setelah  anak  berbaring  dengan tenang, berat badan dicatat.
·        Bila tidak ada alternatif, dapat digunakan UNISCALE.

Mengukur berat badan anak usia >2 tahun
·        Penimbangan dengan beam balance scale  atau timbangan elektronik sebaiknya dilakukan setelah anak mengosongkan kandung kemih dan sebelum makan.
·        Timbangan  harus  ditempatkan  di  alas  yang  keras  dan  datar  serta  dipastikan  ada pada angka nol sebelum digunakan.
·        Anak  berdiri  tenang  di tengah  timbangan dan  kepala  menghadap  lurus  ke  depan, tanpa dipegangi.
·        Adanya edema atau massa harus dicatat.
·        Berat badan dicatat hingga 0,1 kg terdekat.

Pengukuran Panjang Badan
Untuk  bayi  dan  anak  dengan  panjang  badan  ≤85  cm,  panjang  badan  diukur menggunakan  papan  pengukur  kayu  atau  Perspex  (Perspex  measuring  board).
·        Pengukuran dilakukan oleh   dua pemeriksa  untuk  memastikan posisi  anak  secara benar agar hasilnya akurat dan dapat dipercaya.
·        Anak  diposisikan  dengan  wajah  menghadap  ke  atas,  kepala  menempel  pada  sisi yang  terfiksasi,  bahu  menempel  di  permukaan  papan,  dan  tubuh paralel terhadap aksis papan.
·        Pemeriksa  kedua  memegang  kaki anak,  tanpa  sepatu,  jari  kaki menghadap ke  atas, dan lutut anak lurus.
·        Ujung  papan  yang  dapat digerakkan,  didekatkan  hingga tumit anak dapat menginjak papan.
·        Bila anak tidak dapat diam, pengukuran dapat dilakukan hanya dengan mengukur tungkai kiri.
·        Pengukuran dilakukan hingga milimeter terdekat.
·        Cantumkan hasil pengukuran pada grafik sesuai umur.

Pengukuran Tinggi Badan
Untuk  anak dengan  tinggi badan  >85  cm  atau berusia  >2  tahun  dan  sudah  bisa  berdiri, pengukuran  tinggi  badan  harus  dilakukan dalam posisi berdiri karena terdapat perbedaan sebesar 0.7 cm antara pengukuran dalam posisi berdiri dan berbaring. Jika memungkinkan,  gunakan  free-standing stadiometer atau anthropometer.
Pengukuran  juga  dapat  dilakukan  dengan  right-angle  headboard  dan  batang pengukur, pita yang tidak meregang dan terfiksasi  ke dinding, atau  wall-mounted stadiometer.
·        Pakaian anak seminimal mungkin sehingga postur tubuh dapat dilihat dengan jelas. Sepatu dan kaos kaki harus dilepas.
·        Anak diminta berdiri tegak, kepala dalam posisi  horisontal,  kedua  kaki  dirapatkan, lutut lurus, dan tumit, bokong, serta  bahu menempel  pada  dinding  atau  permukaan vertikal  stadiometer  atau  anthropometer.
·        Kedua  lengan  berada  disisi  tubuh  dan telapak  tangan  menghadap  ke  paha; kepala  tidak  harus  menempel  pada permukaan  vertikal.  Untuk  anak  yang lebih  muda,  tumit  perlu  dipegang  agar kaki tidak diangkat.
·        Papan  di  bagian  kepala  yang  dapat  bergerak  (movable  head-board)  diturunkan perlahan hingga menyentuh ujung kepala.
·        Tinggi  badan  dicatat  saat  anak  inspirasi  maksimal  dan  posisi  mata  pemeriksa paralel dengan papan kepala.
·        Tinggi badan diukur hingga milimeter terdekat.
·        Cantumkan hasil pengukuran pada grafik sesuai umur.








Pengukuran Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala dilakukan pada semua bayi dan anak secara rutin untuk mengetahui adanya mikrosefali, makrosefali, atau normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Alat yang dipakai adalah pita pengukur fleksibel, terbuat dari bahan yang tidak elastik (pita plastik atau metal yang fleksibel). Sebaiknya ada yang membantu memegang kepala bayi/anak selama pemeriksaan agar posisi kepala anak tetap. Kepala pasien harus diam selama diukur.
·        Pita pengukur ditempatkan melingkar di kepala pasien melalui bagian yang paling menonjol (protuberantia occipitalis) dan dahi (glabella), pita pengukur harus kencang mengikat kepala.
·        Cantumkan hasil pengukuran pada grafik lingkar kepala.
Interpretasi:
Pemeriksaan lingkar kepala secara serial dapat menentukan pertumbuhan dan perkembangan otak: normal, terlalu cepat (keluar dari jalur pertumbuhan normal) seperti pada hidrosefalus , terlambat atau tidak tumbuh yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit.
·        Jika lingkar kepala lebih besar dari 2 SD di atas angka rata-rata untuk umur dan jenis kelamin/ras (> + 2 SD) disebut makrosefali.
·        Bila lingkar kepala lebih kecil dari 2 SD di bawah angka rata-rata untuk umur dan jenis kelamin/ras (< - 2 SD) disebut mikrosefali.




Pengukuran Lingkaran Lengan Kiri Atas
Alat pengukuran  yang dipakai adalah pita skala  Shakir  yang disederhanakan oleh Morley  dengan  memberi  warna  hijau,  kuning  dan  merah  agar  mudah  dipahami.
Pengukuran dilakukan pada pertengahan lengan kiri atas, antara akromion dan olekranon.
Ukuran normal lingkaran lengan :
·        Bayi baru lahir : 11 cm
·        Umur 1 tahun : 16 cm
·        Umur 5 tahun : 17 cm.
Apabila hasil pengukuran terdapat pada warna hijau, hasil pengukuran adalah normal.
Interpretasi  kecenderungan  pada  kurva  pertumbuhan,  dan  menentukan  apakah  anak tumbuh  normal,  mempunyai  masalah  pertumbuhan  atau  berisiko  mengalami  masalah pertumbuhan
·        Peningkatan dan penurunan tajam pada garis pertumbuhan (growth line)
·        Garis pertumbuhan datar (flat growth line/stagnation)
·        Kecenderungan  pada  BMI  terhadap  umur.  BMI  tidak  meningkat  sesuai  dengan umur.
 
Pada  kurva  normal,  BMI  pada  bayi  meningkat  tajam  dimana  pencapaian berat cepat relatif terhadap panjang badan pada 6 bulan kehidupan. BMI kemudian menurun kemudian setelah itu dan relatif stabil dari umur 2 tahun sampai 5 tahun.

BMI (Body Mass Index) terhadap  umur  bermanfaat  untuk  skrining  overweight  dan  obesitas.  Jika mengatakan anak  overweight, perhatikan berat badan orangtuanya. Jika salah satu orang tua  obese,  40%  kemungkinan  menjadi  overweight,  jika  keduanya,  70% kemungkinan anak mengalami overweight.

Kurva BMI: anak 2-20 tahun (laki-laki)


Kurva BMI: anak 2-20 tahun (perempuan)


Sumber:
Bahan SL 1.6
World Health Organization. Training Course on Child Growth Assessment. Version 1 ─ November 2006. Geneva: WHO; 2006.
Gibson RS. Nutritional assessment: a laboratory manual. New York: Oxford University Press; 1996. hlm 41-7