Rabu, 28 Mei 2014

PERAWATAN DAN PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR




Masa bayi baru lahir (neonatal) adalah masa 28 hari pertama kehidupan manusia. Pada masa ini terjadi proses penyesuaian sistem tubuh bayi dari kehidupan dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Masa ini adalah masa yang perlu mendapatkan perhatian dan perawatan yang ekstra karena pada masa ini terdapat mortalitas paling tinggi (Rudolf, 2006).

Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat segera setelah bayi lahir. Cara pencegahan infeksi adalah sebagai berikut: cuci tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan bayi; memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi; memastikan peralatan yang digunakan steril; dan memastikan semua pakaian maupun perlengkapan bayi dalam keadaan bersih.

Penilaian Bayi Baru Lahir
Penilaian awal yang dilakukan segera setelah lahir adalah dengan menjawab 4 pert anyaan Apakah bayi cukup bulan? Apakah air ketuban jenih dan tidak bercampur mekonium? Apakah bayi menangis atau bernafas? Apakah tonus otot bayi baik?

Pencegahan Kehilangan Panas
Cara mencegah terjadinya kehilangan panas dengan mengeringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks; meletakkan bayi di tubuh ibu; menyelimuti dan memakaikan topi; dan tidak memandikan bayi sebelum 6 jam setelah lahir.

Asuhan Tali Pusat
Asuhan tali pusat dilakukan setelah dua menit segera setelah bayi lahir, lakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat. Hal yang perlu diperhatikan dalam merawat tali pusat adalah sebagai berikut: cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat; menjaga umbilikus tetap kering dan bersih; tidak boleh membungkus tali pusat dan memberikan bahan apapun di umbilikus; dan lipat popok di bawah umbilikus.

Inisiasi Menyusu Dini
Manfaat menyusu dini adalah: mengurangi 22% kematian bayi umur 28 hari; meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif; merangsang produksi ASI; dan memperkuat refleks menghisap bayi.

Pencegahan Perdarahan
Semua bayi baru lahir harus diberikan suntikan vitamin K1 1 mg secara intramuskuler setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami sebagian bayi baru lahir.

Pemberian Imunisasi
Imunisasi yang diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K1 adalah imunisasi hepatitis B. Manfaat pemberian imunisasi hapatitis B untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi, terutama yang ditularkan melalui ibu-bayi.


Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan bayi baru lahir dilakukan pada saat bayi berada di klinik (dalam 24 jam) dan saat kunjungan tindak lanjut (KN) yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari
A.    Pemeriksaan Fisik pada saat Bayi Lahir
Pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir harus dilakukan di kamar bersalin.
Tujuan pemeriksaan ini adalah :
1.      Menilai gangguan adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke luar uterus yang memerlukan resusitasi.
2.      Untuk menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan segera.
3.      Menentukan apakah bayi baru lahir dapat dirawat bersama ibu (rawat gabung) atau tempat perawatan khusus.
 
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
1.      Menilai APGAR
Nilai APGAR merupakan suatu metode penilaian cepat untuk menilai keadaan klinis bayi baru lahir pada usia 1 menit dan 5 menit. Nilai Apgar dapat digunakan untuk mengetahui keadaan bayi baru lahir dan respon terhadap resusitasi.

2.      Mencari Kelainan Kongenital
Pemeriksaan di kamar bersalin juga menentukan adanya kelainan kongenital pada bayi terutama yang memerlukan penanganan segera pada anamnesis perlu ditanyakan apakah ibu.

3.      Memeriksa cairan amnion
Pada pemeriksaan cairan amnion perlu diukur volume. Hidramnion ( volume > 2000 ml ) sering dihubungkan dengan  obstruksi traktus intestinal bagian atas,   ibu dengan diabetes atau eklamsi. Sedangkan oligohidramnion (volume < 500 ml) dihubungkan dengan agenesis ginjal bilateral. Selain itu perlu diperhatikan adanya konsekuensi oligohidramnion seperti  kontraktur sendi dan hipoplasi paru.

4.      Memeriksa tali pusat
Pada pemeriksaan tali pusat perlu diperhatikan kesegaranya, ada tidaknya simpul dan apakah terdapat dua arteri dan satu vena. Kurang lebih 1 % dari bayi baru lahir  hanya mempunyai satu arteri umbilikalis dan 15 % dari pada mempunyai satu atau lebih kelainan konginetal terutama pada sistem pencernaan, urogenital, respiratorik atau kardiovaskuler.

5.      Memeriksa plasenta
Pada pemeriksaan plasenta, plasenta perlu ditimbang dan perhatikan apakah ada perkapuran, nekrosis dan sebagainya. Pada bayi kembar harus diteliti apakah terdapat satu atau dua korion (untuk menentukan kembar identik atau tidak). Juga perlu diperhatikan adanya anastomosis vascular antara kedua amnion, bila ada perlu dipikirkan kemungkinan terjadi tranfusi feto-fetal.

6.      Pemeriksaaan bayi secara cepat dan menyeluruh.

7.      Menimbang berat badan dan membandingkan dengan  masa gestasi.
Kejadian kelainan congenital pada bayi kurang bulan 2 kali lebih banyak dibanding bayi cukup bulan, sedangkan pada bayi kecil untuk masa kehamilan kejadian tersebut sampai 10 kali lebih besar.

8.      Pemeriksaan mulut
Pada pemeriksaan mulut perhatikan apakah terdapat labio-palatoskisis harus diperhatikan juga apakah terdapat hipersalivasi yang mungkin disebabkan oleh adanya atresia esofagus.  
Pada pemeriksaan mulut perhatikan juga terdapatnya hipoplasia otot depresor aguli oris

9.      Pemeriksaan anus
Perhatikan adanya adanya anus imperforatus dengan memasukkan thermometer ke dalam anus.

10.  Pemeriksaan garis tengah tubuh
Perlu dicari kelainan pada garis tengah berupa spina bidifa, meningomielokel dan lain-lain.

11.  Pemeriksaan jenis kelamin.


B.     Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan ini harus dilakukan dalam 24 jam dan dilakukan setelah bayi berada di ruang perawatan.
Tujuan pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan yang mungkin terabaikan pada pemeriksaan di kamar bersalin.

Pemeriksaan ini meliputi :
1.      Aktifitas fisik
Inspeksi Ekstremitas dalam keadaan fleksi, dengan gerakan tungkai serta lengan aktif dan simetris.

2.      Pemeriksaan suhu
Suhu diukur di aksila dengan nilai normal 36,5 0C– 37 0C.

3.      Kulit
Inspeksi Warna tubuh kemerahan dan tidak ikterus.
Palpasi Lembab, hangat dan tidak ada pengelupasan.

4.      Kepala
Inspeksi Distribusi rambut di puncak kepala.
Palpasi Tidak ada massa atau area lunak di tulang tengkorak.
Fontanel anterior dengan  ukuran 5 x 4 cm sepanjang sutura korona dan sutura segital.
Fortanel posterior dengan ukuran 1 x 1 cm sepanjang sutura lambdoidalis dan sagitalis.

5.      Wajah
Inspeksi Mata segaris dengan  telinga, hidung di garis tengah, mulut garis tengah wajah dan simetris.

6.      Mata
Inspeksi Kelompak mata tanpa petosis atau udem.
Skelera tidak ikterik, cunjungtiva tidak merah muda, iris berwarna merata dan bilateral. Pupil beraksi bila ada cahaya, reflek mengedip ada.

7.      Telinga
Inspeksi Posisi telinga berada garis lurus dengan mata, kulit tidak kendur, pembentukkan tulang rawan yaitu pinna terbentuk dengan baik kokoh.

8.      Hidung
Inspeksi Posisi di garis tengah, nares utuh dan bilateral, bernafas melalui hidung.

9.      Mulut
Inspeksi Bentuk dan ukuran proporsional dengan wajah, bibir berbentuk penuh berwarna merah muda  dan lembab, membran mekosa lembab dan berwarna merah muda, palatom  utuh, lidah dan uvula di  garis tengah, reflek gag dan reflek menghisap serta reflek rooting ada.

10.  Leher
Inspeksi Rentang pergerakan sendi bebas, bentuk simestris dan pendek.
Palpasi Triorid di garis tengah, nodus limfe dan massa tidak ada.

11.  Dada
Inspeksi Bentuk seperti tong, gerakan dinding dada semetris.
Frekuensi nafas 40 – 60 x permenit, pola nafas normal.
Palpasi Nadi di apeks teraba di ruang interkosa keempat atau kelima tanpa kardiomegali.
Auskultasi Suara nafas jernih sama kedua sisi.
frekuensi jantung 100- 160 x permenit teratur tanpa mumur.
Perkusi Tidak ada peningkatan timpani pada lapang paru.

12.  Payudara
Inspeksi Jarak antar puting pada garis sejajar tanpa ada puting tambahan.

13.  Abdomen
Inspeksi Abdomen bundar dan simetris pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena berwarna putih kebiruan.
Palpasi Abdomen Lunak tidak nyeri tekan dan tanpa massa hati teraba 2 - 3 cm, di bawah arkus kosta kanan limfa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri. Ginjal dapat di raba dengan posisi bayi terlentang dan tungkai bayi terlipat teraba sekitar 2 - 3 cm, setinggi umbilicus di antara garis tengah dan tepi perut.
Perkusi Timpanni kecuali redup pada hati, limfa dan ginjal.
Auskultasi Bising usus ada.  

14.  Genitalia eksterna
Inspeksi (wanita) Labia minora ada dan mengikuti labia minora, klitoris ada, meatus uretra ada di depan orivisium vagina.
Inspeksi (laki-laki) Penis lurus, meatus urinarius di tengah di ujung glans tetis dan skrotum penuh.

15.  Anus
Inspeksi Posisi di tengah dan paten (uji dengan menginsersi jari kelingking) pengeluaran mekonium terjadi dalam 24 jam.

16.  Tulang belakang
Inspeksi Kolumna spinalis lurus tidak ada defek atau penyimpang yang terlihat.
Palpasi Tulang belakang ada tanpa pembesaran atau nyeri.

17.  Ekstremitas

18.  Pemeriksaan reflek
a.  Berkedip
b. Tonic neck à menolehkan kepala bayi dengan cepat ke satu sisi.
c. Moro à ubah posisi dengan tiba-tiba atau pukul meja /tempat tidur.
d. Mengenggam
e. Rooting à gores sudut mulut bayi melewati garis tengah bibir.
f. Menghisap  
g. Menari / melangkah

19.  Pengukuran atropometrik
a.  Penimbang berat badan                 BBL 2500 - 4000gram.
b.  Panjang badan                               PB : 48/52cm.
c.  Lingkar kepala                               LK : 32 - 37 cm.
d.  Lingkar dada                                  LD : 32 – 35 cm.

C.     Pemeriksaan Fisik pada Bayi waktu Pulang
Pada waktu memulangkan dilakukan lagi pemeriksaan untuk menyakinkan bahwa tidak ada kelainan kongenital atau kelainan akibat trauma yang terlewati perlu di perhatikan :
1.      Susunan saraf pusat : aktifitas bayi, ketegangan, ubun-ubun.
2.      Kulit : adanya ikterus, piodermia.
3.      Jantung : adanya bising yang baru timbul kemudian.
4.      Abdomen : adanya tumor yang tidak terdektesi sebelumnya.
5.      Tali pusat : adanya infeksi.
6.      Perhatikan apakah bayi sudah pandai menyusu dan ibu sudah mengerti cara pemberian ASI yang benar.

Sumber: