Sabtu, 09 Januari 2016

Awas, Demam Berdarah Dengue!



Awas, Demam Berdarah Dengue!




Peralihan musim kemarau ke musim penghujan sudah memasuki beberapa wilayah Indonesia. Dibalik keriangan masyarakat dengan pergantian musim ini, namun justru beberapa orang khawatir dengan masuknya peralihan musim akan menimbulkan dampak negatif berupa timbulnya bencana alam dan penyakit di kalangan mereka. Penyakit yang mereka takutkan salah-satunya adalah demam berdarah dengue (DBD). Apa itu DBD? Bagaimana cara menghindarinya? Mari kita cari tahu.

Apa itu DBD?
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis berupa demam, nyeri otot dan/ atau nyeri sendi yang disertai penurunan jumlah leukosit (sel darah Putih) dan trombosit, ruam, limfadenopati, dan diathesis hemoragik.
Penyakit ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina.
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia Tenggara, Pasifik Barat dan Karibia. Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Insiden DBD di Indonesia cukup tinggi di setiap tahunnya, antara  6 hingga 15 per 100.000 penduduk (1989 hingga 1995).

Nyamuk Aedes aegypti?
Berdasarkan uraian diatas kita jadi mengetahui penyebab dari DBD itu sendiri adalah virus yang diperantarai oleh nyamuk Aedes aegypti betina. Nyamuk dapat hidup di sekitar rumah dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang hari. Masa inkubasi penyakit DBD yaitu periode sejak virus dengue menginfeksi manusia hingga menimbulkan gejala klinis, antara 3-14 hari, rata-rata 4-7 hari. Penyakit DBD tidak ditularkan langsung dari orang ke orang melainkan melalui nyamuk itu sendiri.
Populasi nyamuk Aedes aegypti biasanya meningkat pada waktu musim penghujan, karena tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu wadah yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas dan tempat penampungan air lainnya), salah satunya air hujan yang tergenang. Namun nyamuk ini tidak berkembnag biak di genangan air yang langsung berhubungan denagn tanah.
Nyamuk Aedes aegypti betina dewasa memiliki ciri bertubuh berwarna hitam kecoklatan. Ukuran tubuhnya antara 3-4 cm, dengan mengabaikan panjang kakinya. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan garis-garis putih keperakan serta bagian punggung tubuhnya tampak dua garis lengkung vertical di bagian kiri dan kanan.

Dimana nyamuk ini berkembang biak?
            Adapun tempat berkembangbiak bagi nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan menjadi:
a.       Tempat penampungan air untuk keperluhan sehari-hari, seperti bak mandi, drum, tempayan, ember, gentong, dan lain-lain.
b.      Tempat penampungan air bukan untuk keperluhan sehari-hari, seperti tempat minum binatang, vas bunga, kaleng, botol, ban bekas, dan plastik bekas.
c.       Tempat penampungan alamiah, seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, dan pohon bamboo yang ada genangan airnya.

Apa tanda dan gejala terserang DBD?
            Tanda dan gejala dari DBD adalah diawali dengan demam dengan suhu tubuh 38oC-40oCselama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu, rasa sakit pada otot dan persendian, timbulnya bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah, kadang kala disertai dengan adanya syok karena tekanan darah menurun menjadi 20 mmHg atau kurang. Tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah, manifestasi perdarahan, dengan bentuk uji tourniquet positif purpura perdarahan, konjungtiva, epitaksis, dan melena, dan gejala klinisnya dapat disertai nafsu makan yang menurun, mual, muntah, sakit perut, mencret, kejang, dan sakit kepala.
            Derajat berat penyakit DBD secara klinis dibagi menjadi 4 derajat yaitu:
Derajat 1: demam disertai gejala klinis tanpa perdarahan spontan
Derajat 2: derajat 1 dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau di tempat lain.
Derajat 3: ditemukan kegagalan sirkulasi berupa nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, gelisah, serta mulut,hidung, dan ujung jari yang membiru.
Derajat 4: adanya syok berat dengan tekanan darah dan nadi tidak dapat diukur

Bagaimana cara menghindarinya?
            Cara menghindari diri dari DBD adalah dengan memutus mata rantai penularannya, yaitu mengisolasi penderita agar tidak digigit nyamuk Aedes aegypti ulangan, mencegah dari gigitan nyamuk sehingga orang sehat tidak tertular, meningkatkan daya tahan tubuh dan pemberantasan vector nyamuk Aedes aegypti.
            Pengendalian nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu:
a.       Lingkungan
Metode mengendalikan nyamuk tersebut antara lain:
1.      Pengelolaan sampah padat
2.      Menguras bak mandi atau penampungan air seminggu sekali
3.      Menggati air di dalam vas bunga dan tempat minum binatang peliharaan sekurang-kurangnya seminggu sekali.
4.      Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
5.      Mengubur sampah-sampah, plastik, ban, kaleng bekas yang dapat menjadi wadah genangan air.

b.       Biologi
Pengendalian biologi antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik nyamuk, seperti ikan cupang pada tempat penampungan air yang tidak mungkin dikuras.

c.       Kimiawi
Cara pengendaliannya antara lain:
1.      Pengasapan (fogging), pengasapan dilakukan pada pagi antara jam 7-10 dan sore antara jam 15-17 secara serempak. Bisa dilakukan pengasapan ulang setelah 1 minggu untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
2.      Memberikan bubuk Abate (Temephose) dengan cara menaburkan pada tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lainnya dengan takaran 1 gram Abate untuk 1 liter air, diulang 2-3 bulan sekali.


Kesimpulan
1.      Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan vektornya nyamuk Aedes aegypti betina.
2.      Jika terdapat tanda dan gejala dari DBD seperti demam tinggi selama 2-7 hari, lemah dan lesu, rasa sakit pada otot dan persendian, timbulnya bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah serta manifestasi perdarahan segera berobat ke Puskesmas untuk mendapatkan pertolongan.
3.      Peranan masyarakat sangat penting dalam pelaksanaan pencegahan diri dari serangan DBD. Hal yang dapat dilakukan masyarakat adalah 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) secara serentak dan gotong royong, serta terus menjaga kebersihan lingkungannya.


Sumber:
Depkes RI. 1992. Petunjuk Teknis Pemberantasan Nyamuk Penular Penyakit DBD.
Jakarta: Depkes RI
Depkes RI. 1995. Menggerakkan Masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk
DBD. Jakarta: Depkes RI
IPD FKUI 2004 Jilid 3 Bab 390
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC