Sabtu, 20 Agustus 2016

Hiperplasia Prostat Jinak



1.      Anatomi
Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah bawah buli-buli dan membungkus uretra posterior. Bentuknya sebesar buah kenari dengan berat normal dewasa lebih kurang 20 gram.
McNeal (1976) membagi kelenjar prostat dalam beberapa zona:


2.      Etiologi BPH
Pada usia lanjut, beberapa pria akan mengalami pembesaran prostat jinak. Keadaan ini dialamai oleh 50% pria yang berusia 60 tahun dan 80% pada pria yang berusia 80 tahun. Lokasi terjadinya hyperplasia prostat adalah di zona transisional
Terdapat hipotesis dalam menyampaikan penyebab dari BPH, diantaranya teori Dihidrotestosteron (DHT). Testosterone akan diubah menjadi DHT oleh enzim 5α-reduktase. DHT akan berikatan dengan reseptor androgen dan membentuk DHT-RA yang nantinya akan mensintesis protein Growth Factor untuk stimulasi pertumbuhan prostat. Didalam penelitian, semakin banyak 5α-reduktase dan jumlah reseptor androgenlah yang menyebabkan replikasi sel-sel prostat lebih banyak sehingga menimbulkan hyperplasia pada prostat.

3.      Patofisiologi
            Pembesaran prostat akan menyebabkan penyempitan lumen uretra prostatika yang dapat menghalangi laju aliram urin. Upaya kompensasi adalah dengan meningkatkan tekanan intravesika sehingga buli-buli berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan. Namun kontraksi yang terus-menerus dapat menyebabkan perubahan anatomik pada buli-buli. Dengan adanya factor pencetus berupa vesika urinaria yang tiba-tiba terisi penuh, massa prostat yang tiba-tiba membesar dan kontraksi otot destrusor yang melemah sehingga masuk ke dalam tahapan dekompensasi  yang dapat memicu keluhan saluran kemih sebelah bawah / gejala prostatismus.

4.      Gambaran Klinis
a.       Keluhan kemih bawah
Obstruksi à pancaran urin melemah, miksi tidak puas atau menetes pasca miksi
Iritatif à frekuensi BAK meningkat, nokturia, dysuria
b.      Keluhan kemih atas
Nyeri pinggang dan hidronefrosis à aliran balik urin
c.       Gejala di luar perkemihan
Hernia inguinalais atau hemorrhoid akibat mengejan saat miksi.

5.      Tatalaksana
a.       Watcfull-waiting.
b.      Obat: penghambat reseptor adrenergic, penghambat 5a-reduktase.
c.       Operasi (dengan indikasi).

Sumber:
Dasar-Dasar Urologi. 2008. FKUB