1. Anatomi
Kelenjar
prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak di sebelah bawah
buli-buli dan membungkus uretra posterior. Bentuknya sebesar buah kenari dengan
berat normal dewasa lebih kurang 20 gram.
McNeal
(1976) membagi kelenjar prostat dalam beberapa zona:
2. Etiologi BPH
Pada
usia lanjut, beberapa pria akan mengalami pembesaran prostat jinak. Keadaan ini
dialamai oleh 50% pria yang berusia 60 tahun dan 80% pada pria yang berusia 80 tahun.
Lokasi terjadinya hyperplasia prostat adalah di zona transisional
Terdapat
hipotesis dalam menyampaikan penyebab dari BPH, diantaranya teori
Dihidrotestosteron (DHT). Testosterone akan diubah menjadi DHT oleh enzim
5α-reduktase. DHT akan berikatan dengan reseptor androgen dan membentuk DHT-RA
yang nantinya akan mensintesis protein Growth Factor untuk stimulasi
pertumbuhan prostat. Didalam penelitian, semakin banyak 5α-reduktase dan jumlah
reseptor androgenlah yang menyebabkan replikasi sel-sel prostat lebih banyak
sehingga menimbulkan hyperplasia pada prostat.
3. Patofisiologi
Pembesaran prostat akan menyebabkan
penyempitan lumen uretra prostatika yang dapat menghalangi laju aliram urin.
Upaya kompensasi adalah dengan meningkatkan tekanan intravesika sehingga
buli-buli berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan. Namun kontraksi yang
terus-menerus dapat menyebabkan perubahan anatomik pada buli-buli. Dengan
adanya factor pencetus berupa vesika urinaria yang tiba-tiba terisi penuh,
massa prostat yang tiba-tiba membesar dan kontraksi otot destrusor yang melemah
sehingga masuk ke dalam tahapan dekompensasi
yang dapat memicu keluhan saluran kemih sebelah bawah / gejala
prostatismus.
4. Gambaran Klinis
a.
Keluhan kemih bawah
Obstruksi
à pancaran urin melemah, miksi
tidak puas atau menetes pasca miksi
Iritatif
à frekuensi BAK meningkat,
nokturia, dysuria
b.
Keluhan kemih atas
Nyeri
pinggang dan hidronefrosis à aliran balik urin
c.
Gejala di luar perkemihan
Hernia
inguinalais atau hemorrhoid akibat mengejan saat miksi.
5.
Tatalaksana
a.
Watcfull-waiting.
b.
Obat: penghambat reseptor adrenergic, penghambat 5a-reduktase.
c.
Operasi (dengan indikasi).
Sumber:
Dasar-Dasar
Urologi. 2008. FKUB