PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN ANAK (BAGIAN 2)
Pemantauan pertumbuhan memerlukan
standar yang tepat
yang untuk mendeteksi dini adanya
gangguan pertumbuhan, memantau
status gizi serta
dapat meningkatkan gizi anak,
menilai dampak kegiatan
intervensi medis dan
nutrisi, serta deteksi dini
penyakit yang mendasari gangguan pertumbuhan. Selain pengukuran dasar anak,
pemantauan pertumbuhan anak dapat dilakukan dengan menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP).
Tujuan skrining / pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP
adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Jadwal
skrining / pemeriksaan KPSP adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36,
42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining
tersebut, minta ibu datang
kembali pada umur
skrining yang terdekat
untuk pemeriksaan rutin.
Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta datang kembali untuk skrining pada umur 9 bulan.
Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang sedangkan
umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur
skrining terdekat yang lebih muda.
Instrument penilaian
·
Formulir KPSP menurut
umur, berisi 9-10
pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai
anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan.
·
KPSP dipergunakan untuk anak laki-laki maupun perempuan.
·
Alat Bantu pemeriksaan
berupa : pensil,
kertas, bola sebesar
bola tennis, kerincingan, kubus
berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biscuit
kecil berukuran 0,5-1 cm.
Cara menggunakan KPSP
1.
Pada waktu pemeriksaan / skrining, anak harus dibawa.
2.
Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak
lahir. Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
Contoh : bayi umur 3 bulan
16 hari, dibulatkan
menjadi 4 bulan.
Bila umur bayi
3 bulan 15
hari dibulatkan menjadi 3 bulan.
3.
Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak.
4.
KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu:
·
Pertanyaan yang dijawab
oleh ibu/pengasuh anak, contoh:
“Dapatkah bayi makan kue sendiri?”
·
Perintahkan kepada ibu/pengasuh
anak atau petugas
untuk melaksanakan tugas yang
tertulis pada KPSP. Contoh:
“Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi anda pada pergelangan tangannya secara
perlahan-lahan ke posisi duduk.”
5.
Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab,
oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan
kepadanya.
6.
Tanyakan pertanyaan tersebut
secara berurutan, satu
persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut
pada formulir.
7.
Ajukan pertanyaan yang
berikutnya setelah ibu/pengasuh
anak menjawab pertanyaan.
8.
Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
Interpretasi hasil KPSP :
Hitunglah berapa jawaban Ya.
-
Jawaban Ya : Bila
ibu/pengasuh anak menjawab: anak bisa atau pernah atau sering atau
kadang-kadang melakukannya.
-
Jawaban Tidak : Bila
ibu/pengasuh anak menjawab: anak belum
pernah melakukan atau tidak
pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu.
Jumlah jawaban Ya
·
9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya
(S)
·
7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
·
6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
Untuk jawaban
“Tidak”, perlu dirinci
jumlah jawaban tidak
menurut jenis keterlambatan (gerak
kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian).
![]() |
Add caption |
** semoga bermanfaat **
Daftar pustaka boleh dibantu untuk dicantumkan Mas
BalasHapus